Sabtu, 04 April 2009

Hati-Hati Dalam Berjanji

Kampanye pemilu telah dimulai. Puluhan ribu calon anggota legislatif (caleg) untuk menebarkan janji-janji manis dan harapan kepada calon pemilihnya. Tujuannya agar dirinya dipilih saat masa pemilihan tiba.

Janji yang ditebarkan, antara lain, pendidikan gratis, sembako murah, kesehatan gratis, penyediaan ribuan lapangan kerja, memberantas korupsi, menegakkan hukum dengan seadil-adilnya, dan sebagainya.

Seakan butuh dengan janji-janji itu, rakyat pun memilih mereka. Namun, ketika caleg bersangkutan duduk manis di kursi dewan, acap kali janji itu terlupakan. Sang anggota dewan itu pun seakan tak pernah mengucapkan janji itu saat kampanye. Kini, janji tinggal janji.

Inilah yang ditentang Islam. ''Wahai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan. Amat besar kebencian (dosa besar) di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.'' (QS Ashshaff [61]: 2-3).

Ayat ini menunjukkan, Allah SWT sangat membenci mereka yang hanya pandai berkata-kata, mengatakan kebaikan dan menebarkan janji-janji manis, namun tak pernah mengerjakan.Orang yang hanya pandai berkata, tapi tak mampu mengerjakan, disetarakan dengan perbuatan dosa besar (karena dibenci Allah SWT). Maka, hal itu sama dengan orang munafik. Yakni, orang yang sering menebar janji, tapi tak pernah ditepati.

Dalam Alquran, Allah SWT menyebutkan, orang-orang munafik itu pendusta. Dan, Allah SWT mengancam mereka dengan neraka. Bahkan, Allah SWT memerintahkan Nabi Muhammad SAW untuk memeranginya.''Hai Nabi, berjihadlah (melawan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik itu dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka ialah Jahannam. Dan, itu adalah tempat kembali yang paling buruk.'' (QS Attaubah [9]: 73).

Rasulullah SAW bersabda, ''Sesungguhnya kebohongan adalah satu di antara beberapa pintu kemunafikan.''Menurut Rasulullah SAW, ciri orang munafik itu ada tiga: jika berkata berdusta (bohong); jika berjanji ingkar (tidak ditepati); dan jika diberi amanah (kepercayaan) berkhianat.

Khalifah Abu Bakar ash-Shiddiq RA, ketika diangkat menjadi Khalifah (pengganti Rasulullah SAW), tidak menebarkan janji. Tapi, mengajak umat untuk bersama-sama melakukan kebaikan.''Wahai umat Islam, kalian semua mengetahui bahwa saya bukanlah orang yang terbaik di antara kalian. Karena itu, bila apa yang saya kerjakan benar dan baik, ikutilah. Dan, jika yang saya lakukan salah, tegurlah.''